A.
Keutamaan Wudlu
1.
Allah ta’ala mencintai orang-orang yang bersih, sebagaimana firman Allah :
إِنَّ اللهَ
يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَ يُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Seungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersih
(Al-Baqoroh :222)
2.
Sesungguhnya gurrah dan tahjil (cahaya akibat wudlu yang nampak pada wajah,
kaki, dan tangan) merupakan alamat khusus ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada hari kiamat kelak, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
إِنَّ أُمَّتِي
يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُهَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ
“Sesungguhnya
umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajah-wajah,
tangan-tangan dan kaki- kaki mereka karena bekas wudlu” (Riwayat Bukhori dan
Muslim)
3.
Wudlu dapat menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, sebagaimana sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ تَوَضَّأَ
فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ, خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ, حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ
تَحْتَ أَظْفَارِهِ
“Barang
siapa yang berwudlu lalu membaguskannya, maka akan keluar
kesalahan-kesalahannya dari badannya bahkan sampai keluar dari bawah
kuku-kukunya”. (Hadits riwayat Muslim no 245)
4.
Wudlu bisa mengangkat derajat, sebagaimana sabda Rosulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam:
أَلآ أَدُلُّكُمْ
عَلَى مَا يَمْحُوْ اللهُ بِهِ الْخَطَايَا, وَيَرْفَغُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوْا
: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ : إِسْبَاغُ الْوُضُوْءَ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ
الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةَ بَعْدَ الصَّلاَةِ…
“Maukah
aku tunjukan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah menghapuskan
kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat-derajat?” Para sahabat menjawab :
“Tentu, Ya Rosulullah”, Beliau berkata : “Sempurnakanlah wudlu pada saat keadaan-keadaan
yang dibenci (misalnya pada waktu musim dingin-pent) dan perbanyaklah langkah
menuju masjid-masjid dan setelah sholat tunggulah sholat berikutnya …”.(Hadits
riwayat Muslim no 251)
5.
Dengan wudlu seseorang bisa masuk surga dari pintu-pintu surga yang dia sukai,
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا مِنْكُمْ
مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوُضُوْءَ ثُمَّ يَقُوْلُ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلهَ إِلاََّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسوْلُهُ, إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أبْوأبُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ
أَيِّهَا شَاءَ
“Tidak
ada seorang pun dari kalian yang berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya kemudian
berkata : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاََّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسوْلُهُ kecuali akan dibukakan baginya
pintu-pintu surga yang delapan dan dia masuk dari pintu mana saja yang dia
sukai”. (Hadits riwayat Muslim, irwaul golil no 96)
Next2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar